Rabu, Desember 12

Perang Ketupat

Pengantar

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa memiliki beragam kebudayaan. Salah satunya terdapat di Desa Tempilang Kecamatan Tempilang Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Di desa yang berpenduduk mayoritas pemeluk agama Islam ini, secara turun-temurun setiap tahun dilaksanakan upacara tradisional Perang Ketupat pada pertengahan bulan Sya’ban.Menurut cerita nenek moyang, upacara tradisional ini berasal dari zaman Urang Lom, yaitu suatu masa masyarakatnya belum mengenal agama.
Penulisan buku ini semata-mata dilakukan untuk mendokumentasikan kebudayaan yang masih terus hidup dan berkembang di desa Tempilang. Tanpa maksud untuk melestarikan jenis kepercayaan tertentu yang sekiranya bertentangan dengan akidah.
Tentu saja tulisan ini masih banyak mengandung kelemahan dan mengundang perdebatan. Oleh karena itu saran dan kritik konstruktif dari para pembaca sangat diharapkan.
I. PROFIL DESA TEMPILANG
Desa Tempilang terletak di bagian Barat Daya Pulau Bangka, berjarak sekitar 70 km dari kota Pangkalpinang, ibukota Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Wilayah Desa Tempilang seluas 107,95 km2 atau 23,98% dari luas wilayah kecamatan Tempilang. Jumlah penduduk Desa Tempilang sebanyak 11.664 jiwa, terdiri dari 5.719 (49,03%) laki-laki, dan 5.945 (50,97%) perempuan. Mata pencaharian masyarakat Desa Tempilang pada umumnya sebagai nelayan tradisional, petani, dan buruh tani Perkebunan Kelapa Sawit.

Tidak ada komentar: